Profil Desa Twelagiri

Ketahui informasi secara rinci Desa Twelagiri mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Twelagiri

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Twelagiri, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara. Mengulas mendalam potensi kopi robusta, kondisi geografis perbukitan, data demografi terbaru, serta pemanfaatan dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat.

  • Pusat Pertanian Kopi Robusta

    Desa ini merupakan salah satu sentra pengembangan kopi robusta di Kecamatan Pagedongan dengan kelompok tani yang aktif.

  • Pembangunan Infrastruktur Strategis

    Pemerintah desa memprioritaskan alokasi dana desa untuk pembangunan fisik, terutama perbaikan infrastruktur jalan dan talud guna mitigasi risiko bencana di wilayah perbukitan.

  • Demografi Produktif

    Memiliki jumlah penduduk lebih dari 5.600 jiwa dengan komposisi usia produktif yang menjadi modal utama dalam penggerak ekonomi lokal dan sektor pertanian.

Pasang Disini

Terletak di antara kontur perbukitan yang subur, Desa Twelagiri di Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menampilkan diri sebagai sebuah wilayah agraris dengan potensi yang terus berkembang. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, desa ini menjadi denyut nadi perekonomian lokal yang bertumpu pada sektor pertanian, khususnya kopi robusta, sambil terus berupaya mengatasi tantangan geografis melalui pembangunan infrastruktur yang terencana. Dengan dukungan alokasi dana desa yang signifikan, Pemerintah Desa Twelagiri bersama warganya bergotong royong membangun fondasi ekonomi yang lebih kokoh untuk masa depan.Desa ini tidak hanya menjadi basis produksi pertanian, tetapi juga cerminan dari dinamika sosial masyarakat perdesaan yang adaptif. Inisiatif-inisiatif lokal, mulai dari penguatan kelompok tani hingga kegiatan kepemudaan, menunjukkan semangat komunal yang kuat. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Twelagiri, dari kondisi geografis dan demografi, hingga jantung perekonomian, tata kelola pemerintahan dan tantangan yang dihadapinya.

Kondisi Geografis dan Demografi

Desa Twelagiri secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara. Letak geografisnya berada sekitar 7 kilometer di sebelah selatan pusat pemerintahan Kabupaten Banjarnegara, menjadikannya salah satu desa penyangga dengan aksesibilitas yang cukup baik. Wilayah desa ini didominasi oleh topografi perbukitan, sebuah karakteristik yang memberikan kesuburan tanah namun sekaligus menyimpan tantangan struktural seperti kemiringan lahan dan risiko pergerakan tanah.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, luas wilayah Desa Twelagiri ialah 7,41 kilometer persegi. Secara administratif, batas-batas wilayah Desa Twelagiri meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Kebutuhduwur

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Pagedongan

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Lebakwangi

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bawang

Data demografi terbaru dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banjarnegara per tahun 2023 mencatat jumlah penduduk Desa Twelagiri mencapai 5.643 jiwa. Populasi ini terdiri dari 2.947 penduduk laki-laki dan 2.696 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan penduduk Desa Twelagiri dapat diperkirakan mencapai sekitar 761 jiwa per kilometer persegi (≈5.643 jiwa/7,41 km2). Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan pentingnya pengelolaan ruang dan sumber daya yang efektif. Komposisi penduduk yang didominasi usia produktif menjadi modal sosial dan ekonomi yang besar bagi pembangunan desa.

Pemerintahan dan Pembangunan Desa

Roda pemerintahan di Desa Twelagiri berjalan dinamis, ditopang oleh struktur organisasi pemerintah desa yang bekerja untuk melayani kebutuhan masyarakat dan mengelola pembangunan. Fokus utama pemerintah desa saat ini tertuju pada dua sektor krusial: peningkatan infrastruktur dasar dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini tercermin dari pemanfaatan Dana Desa yang dialokasikan oleh pemerintah pusat.Pada tahun 2024, Desa Twelagiri tercatat menerima alokasi Dana Desa sebesar Rp1.367.968.000. Dana ini menjadi instrumen fiskal utama untuk merealisasikan program-program prioritas. Sebagian besar dana tersebut diarahkan untuk pembangunan infrastruktur fisik. Mengingat kondisi geografisnya yang berbukit, pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani, drainase, serta penguatan talud menjadi prioritas untuk memperlancar akses ekonomi dan mitigasi risiko bencana longsor. Sebuah berita dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara pada tahun 2023 yang melaporkan kejadian talud longsor di Dusun Sayangan, Desa Twelagiri, menggarisbawahi urgensi dari program pembangunan infrastruktur ini.Pemerintah Desa Twelagiri secara aktif mendorong partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pembangunan, mulai dari perencanaan melalui musyawarah desa (Musrenbangdes) hingga pelaksanaan program. Pendekatan partisipatif ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat serta menumbuhkan rasa memiliki terhadap hasil-hasil pembangunan. Selain infrastruktur, program pemberdayaan juga menyentuh bidang ekonomi, sosial, dan kelembagaan masyarakat.

Jantung Perekonomian: Sektor Pertanian dan Perkebunan

Sektor pertanian dan perkebunan merupakan tulang punggung utama yang menopang kehidupan sebagian besar masyarakat Desa Twelagiri. Lahan yang subur dimanfaatkan secara optimal untuk menanam berbagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Di antara berbagai komoditas tersebut, kopi robusta telah muncul sebagai salah satu produk unggulan yang paling potensial.Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam JASE (Journal of Agribusiness, Social and Economic) menyoroti secara khusus tentang keberlanjutan usahatani kopi robusta di Desa Twelagiri. Penelitian ini mengidentifikasi adanya kelompok tani yang aktif, salah satunya Kelompok Tani "KOPBASEL", yang menjadi motor penggerak dalam upaya peningkatan produktivitas dan kualitas kopi. Keberadaan kelompok tani ini menjadi vital sebagai wadah bagi para petani untuk berbagi pengetahuan, mengakses bibit unggul, serta menerapkan teknologi budidaya yang lebih baik. Pemerintah daerah dan berbagai pihak juga kerap memberikan pendampingan untuk meningkatkan nilai tambah produk kopi, mulai dari proses pascapanen hingga upaya pemasaran.Selain kopi, masyarakat Desa Twelagiri juga menanam komoditas lain seperti singkong, jagung, dan tanaman kayu keras seperti sengon dan albasia yang menjadi sumber pendapatan jangka menengah dan panjang. Keanekaragaman komoditas ini menjadi strategi mitigasi risiko bagi petani jika terjadi fluktuasi harga atau gagal panen pada salah satu komoditas. Meski demikian, tantangan utama yang dihadapi sektor ini ialah akses pasar yang lebih luas dan stabilitas harga. Upaya hilirisasi produk, seperti pengolahan kopi menjadi produk siap seduh, mulai dirintis untuk meningkatkan pendapatan petani.

Kehidupan Sosial dan Inisiatif Komunitas

Kehidupan sosial di Desa Twelagiri sangat diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang masih mengakar kuat. Tradisi ini menjadi modal sosial yang tak ternilai dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan dan kegiatan kemasyarakatan. Interaksi antarwarga terjalin erat melalui berbagai forum, baik formal seperti pertemuan RT/RW maupun informal di tempat-tempat ibadah dan kegiatan sehari-hari.Salah satu bukti nyata dari dinamisme komunitas ialah munculnya inisiatif dari masyarakat itu sendiri. Sebuah laporan media lokal menyoroti adanya seorang pengusaha muda dari Desa Twelagiri yang mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) di desanya. Inisiatif seperti ini menunjukkan adanya kepedulian terhadap pengembangan generasi muda dan penyediaan kegiatan positif bagi anak-anak di desa. Keberadaan fasilitas pendidikan formal dari tingkat dasar hingga menengah di sekitar wilayah kecamatan juga terus mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia.Di bidang keagamaan, mayoritas penduduk memeluk agama Islam, dan kegiatan keagamaan menjadi bagian integral dari ritme kehidupan sosial. Fasilitas ibadah seperti masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai tempat peribadatan, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan informal bagi masyarakat. Semangat komunal ini menjadi fondasi yang kuat dalam menjaga harmoni dan mendukung kemajuan desa secara keseluruhan.

Prospek dan Tantangan di Masa Depan

Menatap masa depan, Desa Twelagiri memiliki prospek yang cerah namun diiringi dengan sejumlah tantangan yang perlu diatasi secara strategis. Potensi terbesar desa ini terletak pada sektor pertanian, terutama kopi robusta, yang jika dikelola dengan pendekatan agribisnis modern dapat menjadi sumber kesejahteraan utama. Peningkatan produktivitas, perbaikan mutu, dan penguatan rantai pasok dari hulu ke hilir merupakan kunci untuk membuka potensi tersebut secara maksimal.Tantangan utama yang dihadapi bersifat struktural dan geografis. Kondisi perbukitan menuntut investasi berkelanjutan pada infrastruktur jalan dan sistem mitigasi bencana untuk memastikan konektivitas dan keamanan warga. Selain itu, regenerasi petani menjadi isu penting lainnya. Mendorong minat generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian melalui inovasi dan teknologi menjadi pekerjaan rumah bersama bagi pemerintah desa dan para pemangku kepentingan.Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis produk lokal juga menjadi jalan untuk diversifikasi ekonomi. Dengan dukungan pembinaan, akses permodalan, dan pemasaran digital, produk-produk olahan dari Desa Twelagiri berpotensi menembus pasar yang lebih luas. Melalui sinergi antara pemerintah desa yang visioner, masyarakat yang partisipatif, dan pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana, Desa Twelagiri berada di jalur yang tepat untuk bertransformasi menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.